Bulir
air mata yang menggenang dipelupuk,
Tak ingin menumpah dipipi saat tuturmu menjadi
madu
Di antara kepahitan yang kukecap..
Hati terus menahan luapan amarah yang ingin
Berteriak dan mencukupkan untaian – untaian
kata manismu
Semakin banyak kata yang bisa kau ucapkan,
Betapa dirimu mencintaiku “katamu”
Tapi semakin sakit yang kurasa
Bukan karena kecewa atas kebohonganmu
tapi kumarah,
marah Karena aku begitu mencintaimu,
Sekujur tubuhku kaku,
Bibrku bungkam,
Mataku terperanjat..
Tak bisa kuhempaskan kesakitanku terhadapmu..
Karena saat menatapmu, rasaku lah yang
berbicara...
Biarlah kutelan sakit ini..
Biarlah remuk seluruh perasaanku
Asalkan kesakitan itu tak sampai kedalam
matamu..
Desember 19 2013.
Dira ,
untuk air mata!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar