METAMORFOSA
Waktu menjadikan cita hanyalah sebuah harapan yang menggelantung
diantara bias mentari
Tertiup angin , terjatuh, terhempas dan terberai pecah
Diantara derai air mata aku mencoba bangkit
Ketegapkan badan, ku usap peluh untuk terus berlalu menjadi api
Merangkak sering aku tiru
Kemarin aku belajar berjalan
Sekarang aku telah mampu berlari
Dan esok kupastikan kumampu terbang kelangit tanpa batas!
Aku bangkit dari keterasingan hidup
Cekam dan dikecam waktu
Karena teman hanyalah hitam dan pekat
Serasa menginjak ranjau ditiap titian langkah
Ketika ku beranjak dari dimensi peradaban
Dan lahir didunia kebiadaban
Aku belajar tentang kekerasan yang menjadikan hati baja
Tak mau aku dan saudaraku dimasa depan
Menjadi binatang jalang..
Kumeminta kepada ruh yang memperdayaiku
Tolong, titipkan kesejukan pada jiwa rapuhku ini
Sisipkan lantunan syair kehidupan saat raga mulai lelah
Dan tutupi luka yang meronrong sanubari yang slama ini telah hancur
Sekedar kukembali dan bertanya
Pada mereka yang ada diantara ilalang – ilalang merah
Bersandar pada semboyan kemanusian
Berpegang pada asas dan aturan
Dimana tempat manusia dijadikan manusia?
Tabuhlah genderang resahmu yang akan menyuarai bumi
Perdengarkan ke telinga – telinga yang mungkin jadi tuli
Pecahkan kesunyian diantara jalan pekat
dan kita akan meneriakkan pesta dimalam ini
pesta dimensi waktu
jangan menagis karena kesedihan
jangan diam karena kebencian
teriaklah… berteriaklah diantara keriuhan anjing
karena suara aku , kamu dan mereka adalah penyambung nafas yang akan
menjadikan perubahan untuk zaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar